Cold Love

Author : Cute Baby Hae
Cast : 1. Lee Donghae
2. Han Cheonsa
3. Cho Kyuhyun
Other~

Length : One Shot

Genre : maybe Sad and Romance

Note : INI HANYA KHAYALAN AUTHOR !!!
FF GJ buatan Author muncul lagi pada mual ya bacanya hahahaha mian dehh ._.v NO PLAGIAT walaupun ini FF abal abal tapi sangat berharga bagi Author 🙂 and MAAF jika typo dibiarkan bebas berenang karena typo = seni Author 😀 dan tidak sesuai dengan EYD 😛

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~~’ Happy Reading ‘~~

AUTHOR POV

Butiran butiran salju mendarat di tanah korea selatan tepatnya di Seoul, sangat indah dan dingin, kebanyakan para gadis menyukai musim dingin karena mereka dapat memiliki alasan untuk memeluk kekasihnya tapi tidak bagi seorang yeoja bernama Han Cheonsa, dia selalu menggerutu saat mendapati salju turun

Kenapa? karena waktu dia berumur 3 tahun ibunya meninggalkan Ayah dan dirinya untuk pergi dengan lelaki lain saat salju turun dengan derasnya… itu sudah cukup bagi cheonsa untuk membenci Musim Dingin terutama SALJU

“Appa, aku berangkat dulu” Ucap Cheonsa berlalu keluar dari rumahnya karena sang appa menyetujui
baru saja ia membuka pintunya, ia sudah terkaget kaget dengan seorang namja yang mengumbar senyum manis untuknya

“Pagi, mau kuantar?” Tawar namja itu yang bernama Lee Donghae
“terserah….” Cheonsa langsung memasuki mobil Donghae, salah satu hal yang Cheonsa benci selain salju adalah senyuman menjijikan dari seorang Lee Donghae

Berbeda dengan Donghae yang senantiasa menantikan Cheonsa untuk melihat kearahnya, sebuah senyum manis kembal terukir di wajah polos Donghae yang saat ini sedang menjalankan mobilnya menuju kampus

Baru saja Donghae mematikan mesin mobilnya, Cheonsa langsung dibukakan pintu mobilnya oleh seorang Cho Kyuhyun
“Oppa” Cheonsa langsung bergelayut manja di lengan kekar Kyuhyun membuat Donghae hanya mampu berdecak sebal dan satu hal lagi yang membuat Donghae naik darah adalah ia ditinggal sendiri di dalam mobil.

Untungnya Donghae satu jurusan dengan cheonsa yaitu manajemen perkantoran tapi tetap saja ada nama Cho Kyuhyun di samping Cheonsa, sebelum dosen datang mereka pasti tak jarang bermesraan enth bermain dengan jemari lawan jenis atau bercanda berdua, itu sudah cukup membuat Donghae menahan sesak di dada, lalu kenapa Donghae tak pindah jurusan dan menjauhi Cheonsa mencari cinta yang baru?

Ya itu karena satu alasan yang selalu membuat Donghae teguh pada Cheonsa, yaitu dia tak bisa melewati hari dengan tenang atau bernafas dengan lancar jika tidak menatap Wajah Cheonsa yang datar. Aneh? Bagi kebanyakan pria itu sangat aneh. Padahal tidak sedikit Yeoja yang mengejar Donghae tapi dengan halus ia menolaknya. Dasar!! CINTA itu membuat bodoh seseorang kan? dan sekarang Lee Donghae bodoh karena CINTA??

Mahasiswa berhamburan keluar saat jam kuliah sudah habis

“Pulang denganku?” Tawar Donghae selembut mungkin pada Cheonsa
“Terserah..” Cheonsa melempar tasnya ke Donghae lalu berjalan mendahului, jelas saja senyum miris donghae yang muncul.

Tak ada yang mau memulai pembicaraan dalam perjalanan menuju rumah Cheonsa, karena memang Cheonsa tak suka membuang waktunya percuma untuk berbicara basa basi dengan Donghae, berbeda dengan Donghae yang ingin sekali menghilangkan kecanggungan yang ada namun suaranya hilang tertutupi detak jantung yang berlebihan saat bersama Cheonsa

Dengan kasar Cheonsa turun dari mobil Donghae dan berjalan masuk ke rumahnya, tanpa mengucapkan terimakasih atau yang lain pada Donghae.

Sesampai di rumah Donghae terkaget dengan pernyataan eommanya, entahlah ia harus senang atau merasa ini tak adil bagi seseorang tapi hatinya tak bisa di bohongi jika ia sangat senang atas pernyataan ini

“Kemarin Eomma dan Appa berbincang bincang dengan Appanya Cheonsa jika kau akan ditunangkan dengan Cheonsa saat kalian suda diwisuda”

membutuhkan waktu untuk donghae dapat mencerna ucapan eommanya sampai akhirnya Donghae memeluk eommanya gembira karena tak tahu harus melakukan apalagi untuk mengucapkan terimakasih.

Keesokan Harinya

Seperti biasa Donghae menunggu Cheonsa keluar dari rumahnya

CKLEK…

Senyum Donghae mengembang menyambut calon tunangannya ditengah salju yang tuun ke bumi bersamaan dengan tamparan keras mendarat di pipi Donghae sebelah kiri

“Kau kan yang merencanakan semua ini?” Di mata Cheonsa tersirat kemarahan yang besar dan dapat meledak saat melihat wajah Donghae
“KAU BRENGSEK!!!” Air mata meluncur dari pelupuk mata Cheonsa membasahi pipi merahnya membuat mulut Donghae terkatup rapat, hatinya begitu disayat sayat melihat gadisnya menangis. Hey!! Sejak kapan Cheonsa menjadi gadis Lee Donghae? Tapi biarlah kali ini didalam hati Donghae ia mengeklaim bahwa Cheonsa adalah gadisnya

Dipeluknya tubuh kecil Cheonsa yang bergetar, dan dibalas cheonsa oleh berontakan yang dapat ditahan Donghae
Sebegitu menjijikannya kah diriku?‘ Fikir Donghae yang menahan hatinya hancur berkeping keping

“Lepaskan !” Tegas Cheonsa dan Donghae menuruti permintaanya
Dengan kasar Cheonsa mengusap air matanya dan memasuki mobil Donghae, sedangkan Donghae terpaku di tempatnya berdiri memandangi hal yang tak biasa dilakukan oleh para gadis lainnya

“Cepat kau mau aku naik bus?” Bentak Cheonsa
“Baiklah..” Ucap Donghae pelan dan hampir tak terdengar
Seperti biasa hanya suara deru mesin mobil yang menemani perjalanan mereka. Donghae mengawasi jalan dan sesekali tersenyum melirik Cheonsa yang senang karena salju kini berhenti turun

Hari hari pahit dan senyum palsu terus saja menemani Donghae tak jarang ia mendapat ejekan, tamparan Cheonsa. Seperti hari ini cheonsa mengajak Donghae berjalan jalan dengan senang hati Donghae menerimanya namun apa yang ia didapatkan jauh dari kata pantas, yaitu hanya menjadi penonton drama romantis yang diperankan Cheonsa dengan Kyuhyun , bedanya Donghae merasakan kata sakit lebih dari kata sakit itu sendiri

24 Desember 2018, Monday 22.40 KST
at a Church

Lonceng lonceng gereja berdenting indah diiringi suara suara nyanyian mengalun merdu, malam natal… malam kelahiran penyelamat dunia. Dan Hari ini termasuk hari manis bagi para pasangan untuk memberikan sesuatu yang istimewa untuk kekasihnya

Donghae dengan gembira membawa sekotak hadiah keluar dari gereja menuju rumah calon tunangannya, tadi ia berfikir akan memberikan hadiahnya di gereja tapi ia malah tidak hadir dalam misa tadi.

Dengan wajah merah padam menahan ras dingin yang menusuk tulang tulang Donghae, ia menunggu kepulangan seorang Han Cheonsa, karena tadi ia bertemu dengan Appanya Cheonsa keluar dari rumah dan memberitahukan bahwa Cheonsa tak ada di rumah.

Hati Donghae berdegup kencang berusaha menebak ekspresi wajah Cheonsa nantinya. Angins dingin mulai mempermainkan anak rambut Donghae membuat sang empunya menggigil tak henti, sudah 1 setengah jam ia berdiri di depan pagar kokoh rumah Cheonsa bak patung yang tak bergerak sesentipun

Akhirnya seorang yang ditunggu pulang… tapi tunggu kenapa bersama Kyuhyun lagi? Dengan erat Donghae menggenggam kotak itu menahan emosi yang ingin sekali ia ledakkan. Cheonsa mencium pipi Kyuhyun lalu berjalan mendekati Donghae ia terdiam tak bergerak begitu juga dengan Donghae

Mobil Kyuhyun sudah tak terlihat lagi, dengan keberanian yang susah payah Donghae kumpulkan akhirnya ia mengucapkan kata kata untuk Cheonsa
“Selamat natal” Donghae menyodorkan kotak hadiah yang dibawanya tadi dengan sangat gugup, ia dapat merasakan panas yang tiba tiba muncul di dalam tubuh Donghae karena cemburu atau karena rasa lega yang berlebihan

Dengan sigap Cheonsa menerima hadiah dari Donghae dan masuk ke rumah tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Donghae yang rela waktunya terbuang sia sia dan lebih parahnya lagi rela suhu dibawah nol derajat menyelimutinya hanya untuk ini.

Perlahan Donghae berjalan menuju rumahnya. Ia begitu menikmati tiap langkah perih saat bersama Cheonsa, gadis itu hanya gadis itu yang mampu tumbuh dengan cepat di hatinya kadang Donghae berusaha menghapus setiap kenangan indahnya bersama Cheonsa tapi sejak kapan Cheonsa menciptakan sesuatu yang indah bagi Donghae

“He takes your hand, i die a little
I watch your eyes and I’m in little
Why can’t you look at me like that” Donghae menggumamkan lagu One Direction yang berjudul ‘I Wish’ dengan sangat pelan seperti hembusan angin dingin, terselip rasa sakit diantara bait bait itu. Air mata menetes begitu saja, sekejam itukah Tuhan padanya tapi tetap saja apapun tak bisa mengubah rancangan hidup Donghae yang dibuat Tuhan

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

17 January 2019, Wednesday 09.00
Han Cheonsa’s House

“Donghae oppa, appa jahat!! Kenapa meninggalkanku sendirian?” tangis Cheonsa didepn abu sang Appa.
Ya kemarin malam mobil Appa Cheonsa menabrak tiang lampu jalan tidak ada orang dan membawanya ke rumah sakit yang melihat akibat itu Appa Cheonsa meninggal karena keterlambatan penanganan medis

Enath sihir apa yang merasuki tubuh Donghae karena ia hanya dapat berdiri tegap di belakang Cheonsa tanpa ada suara dan gerakan sedikit pun. Hatinya terlalu sakit menyaksikan hal ini karena ia telah kehilangan seseorang yang dianggap sudah seperti Appanya yang ke-2 pergi dengan senyum yang terpampang di wajahnya.

Perih… luka Donghae seakan diperciki anggur dan sekarang lukanya sudah meradang

Sudah 2 minggu sejak kejadian menyesakkan dada itu Cheonsa selalu bersama Donghae namun tetap saja rasa itu tak bisa berkembang. Dingin… Sedingin udara dingin Ani bahkan lebih dingin perasaan Cheonsa ke Donghae

“Chagi….” Kyuhyun menghampiri Cheonsa yang berdiri di depan rumahnya dengan Donghae berada dibelakangnya mematung lagi
“Kajja” Kyuhyun merangkul cheonsa mengajak pergi, meninggalkan Donghae yang hampir ingin menangis

Cheonsa tak pernah menyadari seorang Lee Donghae yang menantikan kata CINTA tumbuh di hati Cheonsa untuk Donghae.
Sesak…Panas… membakar seluruh organ organ Donghae membuat semua tak berfungsi maksimal. Matanya memanas, kepalanya berputar putar, tangan besar Donghae mencengkram erat bawah jaket tebalnya.

Kaku.. selalu itu yang diirasakan Donghae. ingin rasanya menarik Cheonsa ke dalam dekapannya… namun kaku… satu jawaban berklebatan di fikiran Donghae.
Suhu dingin mulai menari nari di kulit putih susunya yang semakin memucat namun ia tak memperdulikannya, membiarkan orang orang menatap Donghae tak percaya, iba, dan mencibir.
Parahnya Cheonsa mengunci rapat rumahnya dan membawa kuncinya, dan dimana otak Donghae?? kenapa ia tak pulang saja ke rumahnya memang kadang CINTA membuat orang bodoh!!

1 Jam Kemudian

Sebuah mobil mewah berhenti di hadapan Donghae lalu berjalan kembali meninggalkan seorang gadis dengan tatapan sedingin es menatap Donghae kesal.

“Kau boleh pulang” Ujar Cheonsa lalu memasuki rumah dan mengkuncina kembali

Dengan langkah gontai Donghae menyusuri jalan ke rumahnya tak jarang ia terjatuh lslu bangkit lagi.
Tepat di depan pagar rumahnya ia tak dapat menopang tubuhnya, ambruk begitu saja menatap lurus ke langit yang menurunkan titik titik benda putih yang dingin, sebuah senyum terpampang di wajah pucatnya saat butiran salju itu mengenai kulitnya

“Fist Snow at February month’s” Bibir Donghae bergerak mengucapkan itu namun suaranya tertahan di tenggorokkan, air mata mengalir saat melihat senyum Cheonsa bukan untuknya

Appo… Neomu Appo!!!‘ batin Donghae menjerit

Donghae merasakan hatinya berdetak keras memukul kuat seluruh saraf- saraf tubuhnya dan detik berikutnya kesadaran Donghae menipis lalu pingsan.

1 Minggu Donghae berbaring di Rumah Sakit

Donghae melangkahkan kakinya tegap menuju kelasnya, seperti biasa ia tak lupa memamerkan senyum memikatnya, namun senyum itu pudar saat dilihatnya Cheonsa sedang bergandengan tangan dengan Kyuhyun dan berjalan melewatinya.. luka itu kembali merasuk, menusuk nusuk dalam
“Aku akan melamarmu Han Cheonsa” Gumam Donghae tersenyum miris

berbeda dengan Donghae, Cheonsa malah merasakan kelegaan saat melihat Donghae, 1 minggu tak melihat wajah Donghae yang bodoh dan senyumnya yang memuakkan membuat cheonsa merasa aneh. hatinya sedikit bosan melihat wajah dingin Kyuhyun, seakan kupu kupu beterbangan melihat wajah Donghae

Apa ini?‘ batin Cheonsa aneh dengan perasaannya sendiri

Malam Harinya

Donghae membunyikan klakson mobil didepan rumah cheonsa berulang kali, dengan langkah yang anggun Cheonsa memasuki mobil Donghae berusaha menutupi degup jantungnya yang berlebihan
“Neo Gwenchanayo?” Tanya Cheonsa menatap lurus tanpa melirik wajah Donghae
“Will You Marry Me?” Donghae bergetar memegangi kotak merah berisi cincin bermata berlian kecil yang harganya selangit
“Sorry…” Cheonsa dengan beraninya menunjukkan cincin persis yang Donghae letakkan di kotak merah itu, ternyata cincin itu diberikan Kyuhyun untuk hadiah karena Cheonsa sudah mau menjadi yeojachingu Kyuhyun

Cheonsa lalu turun dari mobil Donghae dan berjalan kembali ke rumahnya dengan santai, namun di hatinya ada perasaan kecewa yang terselip di hatinya entah mengapa bibir cheonsa sulit mengatakan kejujuran.

Dengan cepat Donghae melajukan mobilnya, perasaan marah dan sedih sedang mendominasi, dicengkramnya erat-erat setir mobil mengakibatkan tangannya berwarna merah. mata sayu donghae yang meneduhkan berubah menjadi merah juga menahan bulir-bulir itu jatuh, namun semakin ia tahan semakin banyak pula air mata yang mengalir

Sesuatu di dalam hati Donghae serasa menohok berulang kali mengakibatkan sakit yang tak tertahan di sekujur tubuh Donghae

“Eomma aku ingin pindah ke Inggris dan rencana pertunanganku dulu, bisakah eomma batalkan?” Kalimat yang keluar dari mulut Donghae sudah ditahan untuk meluncur begitu saja tapi setelah difikir Donghae berulang kali mungkin ini adalah cara yang baik untuknya dan Cheonsa namun ia tak yakin jika ini tak sakit.

12 Tahun Kemudian

Saat kehilangan Donghae, Cheonsa baru menyadari bahwa ia juga mencintai orang bodoh itu, hatinya sedang merutuki mulut Cheonsa yang tak bisa jujur, bahkan kehidupan Cheonsa semakin monoton, tak ada lagi Cheonsa yang marah atau sekedar tersenyum dan tertawa karena warna hidupnya sudah pergi.

Dulu Kyuhyun setia pada Cheonsa dan pada akhirnya rasa bosan mulai menemani Kyuhyun dan ia lebih memilih meninggalkan Cheonsa dengan penyesalan yang tak ada habisnya

Cheonsa habiskan waktunya dengan Kerja, Minum, menangis, dan Tidur. Menanti sosok Donghae di rumah, Cheonsa bahkan menanti salju turun berharap Donghae muncul ditengah butiran salju itu

Saat membuka pintu rumah, Cheonsa teringat saat Donghae memancarkan kehangatan luar biasa di hatinya dengan senyuman memuakkan itu
“Pagi, mau kuantar?”

“tentu” Jawab Cheonsa bergumam lalu tertawa kaku menertawai kebodohannya dan menangis memandangi hujan salju yang begitu lebat menghujam hatinya, ia bahkan menemboki hatinya untuk dimasuki pria selain Lee Donghae

Kaki Cheonsa menuntunnya untuk berada di depan rumah Donghae dan melihat sosok yang masih sama itu tertawa dengan bahagia di tengah hujan salju. Kupu kupu beterbangan di dalam tubuh Cheonsa merasakan kembalinya faktor kebahagiaannya, seulas senyum ia umbar disana

Dengan tatapan lembut Cheonsa terus memndangi gerakan gerakan kecil Donghae dengan teliti, suara suara lain tak melewati gendang telinganya selain suara tawa Donghae yang entah sejak kapan membuatnya candu. Cheonsa terlalu fokus pada apapun yang berhubungan dengan Donghae

Ia tertegun saat Donghae membalas tatapannya teduh, hati Cheonsa kembali menghangat mendapat tatapan itu, darah bekunya mengalir dengan lembut membuat bulu romanya bergidik, jantungnya terlalu cepat memompa darah memaksa organnya ikut bekerja keras

Donghae melangkahkan dirinya lebih dekat dengan Cheonsa, sekarang hanya pagar gagah yang menghalangi mereka saat ini

“Bagaimana keadaanmu?” Dengan suara lembut Donghae bertanya khawatir mengawasi Cheonsa dari bawah sampai atas lalu tersenyum manis. Hembusan angin dingin mulai ikut menyela pembicaraan mereka, perlahan Cheonsa memunculkan kembali senyumnya

“Mungkin baik” Tatapan mata Cheonsa memancarkan Rindu yang amat membuncah, dengan bodohnya air mata menerjang untuk keluar di sela sela saat ia tersenyum
Kau bodoh Cheonsa!!!‘ Runtuk Cheonsa dalam hati, dengan kasar ia menghapus air matanya, entah sejak kapan pagar penghalang itu sudah terbuka dan kini Cheonsa menangis di pelukan pria itu.

Dulu dia tak pernah menggap kedatangan hangat Donghae namun sekarang ia rindu kelakuan bodohnya
Kenapa harus kata Menyesal ada di akhir hidupku?
Kenapa baru sekarang?
Kenapa dulu aku menyakitinya?

Pertanyaan itu terus berperang di kepala Cheonsa menghasilkan banyak air mata yang terus menetes
“Bogoshipoyo” Dengan mengumpulkan segenap keberanian Cheonsa, ia berani menginjak harga dirinya hanya untuk pria yang memeluknya saat ini

“Nado” Jawaban Pria itu mengakibatkan sesuatu bergelonjak senang. Senyum terukir pasti di dalam dekapan Donghae. Cheonsa dengan percaya diri mengeratkan pelukan pria itu. Hari ini… Jam ini… dan detik ini… ia secara resmi menaruh hatinya untuk pris yang dipeluknya

Donghae melepas pelukan rindu itu. Dengan lembut menghapus air mata dan secara tidak langsung menghapus luka hati Cheonsa sendiri. Bibir Donghae akan membuka namun suara dari seseorang menggagalkan niatan Donghae

“Appa…” Suara anak kecil berumur 5 tahun membuyarkan lamunan indah Cheonsa. Cheonsa sendiri kaget karena anak itu memeluk kaki Donghae

“Waeyo Chagi?” Dengan lembut Donghae mengangkat anak perempuan itu
“Chagi?” Gumam Cheonsa menatap aneh anak imut itu
“oh….. Chagi perkenalkan dirimu pada teman lama appa..” Donghae mengusap pipi anak itu

“Perkenalkan namaku Lee Hae Rin aegya dari Lee Donghae Appa dan Han Hyun Rin Eomma” Anak itu tersenyum manis cukup untuk mengoyak bahkan merobek robek habis harapan Cheonsa.

Tulang Cheonsa serasa diambil paksa sejujurnya ia tak mampu berdiri saat ini namun keajaiban Tuhan menolongnya untuk tak terlihat lemah di depan mereka, orang orang yang tak tahu sebenarnya perasaan Cheonsa

“Ahjumma mau sarapan bersama kami? Masakan eomma sangatlah lezat” Polos anak itu menawari Cheonsa
“Ani… Aku harus bekerja.. Bye…” Suara Cheonsa terdengar bergetar, tangan kanannya mengusap sayang anak itu, tak sanggup bertahan lama mendapat 2 tatapan orang yang menusuk dalam hatinya

“Hati hati Ahjumma cantik…” Senyum miris terukir saat mendengar teriakan anak itu

Menyesal… ada di akhir paragraf kisah cintaku dengannya, dia mencintaiku akupun juga tapi mata hatiku tertutup sifat acuhku

Maafkan aku… Aku terlambat menyadari rasa cintaku, berbahagialah dengan takdir cintamu~‘ batin Cheonsa disetiap langkahnya menuju kantornya

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sesuatu yang kau anggap sia sia suatu saat nanti mungkin bisa saja menjadi keharusan yang ingin sekali kau miliki, Cepatlah kau raih cinta itu karena kadang cinta sangat dingin dan manis namun sangat cepat mencair – Han Cheonsa –

— — — — — — — — — — – E N D — — — — — — — — — — — — –

Tinggalkan komentar