[SERIES] Times Can Answer / Part 2

Times can answer

Author : Cute Baby Hae

Cast : Bae Yeonra

Kim Yesung

Choi Siwon

Other

 

Genre : Romance, Family, Drama

 

Length : Series

 

Rated : PG -15

Note : (..) = Penjelasan Author

 

~~~

 

Bukankah Manusia dibebaskan untuk menjalani hidupnya, tapi aku merasa tak begitu

 

YEONRA POV

Akhirnya kita sampai di tempat tujuannya. Aku masih memandang dari dalam mobil tak percaya, mataku masih belum percaya jika aku berada disini. Bagaimana bisa dia mengajakku kesini?

“Hey…kau mau berdiam disana sendiri?” Teriaknya yang membuyarkan rasa tak percayaku.Ish orang ini tak bisa sabar hah? Perlahan aku turun, dan langsung disambut oleh angin dingin namun sejuk, menyapa wajahku. fyuh…. sangat teduh dan nyaman. Kupejamkan mataku menikmati semilir angin yang belum pernah kurasakan. Natural…

 

Kajja” Ucapnya mendahului, ia langsung disambut oleh anak anak yang meminta agar digendong dan ia memilih salah satu diantara mereka yang imut. “Nuna…Siapa nama nuna?” Seorang anak laki laki menghampiriku menarik jaket yang kugunakan.

 

Kusunggingkan senyum lalu berjongkok agar tinggi kami sama “ Bae Yeonra”

“Kabut Inspirasi? (arti nama Bae Yeonra dalam bahasa Indonesia) ” Gumam Anak itu. Kuanggukkan kepalaku mantap lalu mengacak rambut anak itu gemas dan menggendongnya menuju tempat Yesung berada.

@ Garden,

 

Anak laki laki bermain sepak bola dengan Yesung dan aku terdiam memandangi anak perempuan bermain barbie. Hal yang tak mungkin seorang Bae Yeonra bisa akrab dengan anak perempuan. Kadang aku merasa kesal karena mereka salah menggunakan pakaian untuk acara. “Eonni.…Apakah ini cocok? Dia terlihat cantik bukan?” Seorang anak perempuan menunjukkan barbie dengan baju yang eumm… tak pantas menurutku

 

Kurebut boneka barbie itu tanpa basa basi mengganti pakaian boneka tadi agar sesuai dengan dandanan serta situasi yang ada. “Nah selesai… yeopo?” Kutunjukkan boneka tadi ke anak perempuan itu namun hal tak terduga malah terjadi, ia menangis keras sambil menunjuk nunjuk boneka yang kupegang

 

“eeh..Wae? wae??” Bingungku menenangkan anak itu namun ia malah semakin keras menangis membuatku kesal “Diamlah…apa kau tak bisa diam?” Gumamku yang semakin membuatnya menangis. Yesung menghampiri kami, menggendong anak perempuan menyebalkan itu.

Waeyo?” Tanyanya lembut yang terdengar menjijikkan di telingaku. Kenapa dia melembuti anak yang manja? Nanti dia malah bertambah manja… Kupalingkan wajahku membelakangi mereka. Kesal atas sikap kekanak kanakannya… memang dia anak anak tapi…ahh….

Eonni jahat!! Dia nenek lampir” Ucapannya kali ini tak bisa ku tolerir “MWO?” Teriakku

“Huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaa” Tangisnya tambah keras merusak gendang telingaku, refleks kututup telinga dan langsung berlari memasuki ruangan panti asuhan itu

 

Neo Gwenchanayo nona?” Tanya suster yang melihatku lari terbirit birit masuk

“hah…mereka sangat merepotkan” Gumamku kesal melaporkan pada pengasuh anak anak itu agar mereka dimarahi habis habisan “ahahaha….” Tawanya sangat anggun menambah rasa kesalku.

Wae?”  Bingungku tak terima ditertawai seseorang

“Anak anak memang seperti itu kadang menggemaskan kadang juga mengesalkan tapi bukankah mereka seperti malaikat? Hatinya yang lembut bercampur dengan baja yang kuat. Mereka tak pernah menangis walaupun tak memiliki orang tua.” Jelas suster itu membuatku terharu. Sungguh tak bisa kubayangkan diriku tanpa kedua orang tuaku

 

“Bantu aku memasak pancake?” tanpa mendengar jawabanku suster itu menyeretku ke dapur. Memang aku tahu pancake itu makanan apa tapi cara membuat pancake ah…. haruskah aku menyesal karena tak pernah memasuki dapur

 

Mataku masih asing memandangi peralatan dapur yang tak kumengerti sama sekali bahkan mungkin ini pertama kalinya aku melihat barang barang itu. Mengkuliti setiap detil ruangan putih bersih yang terdapat 2 Kulkas besar dipojok ruangan. Atmosfer di ruangan ini hangat bahkan aku dapat merasakan aroma bahan bahan makanan yang saling berebutan masuk ke rongga penciumanku

 

“Bisa tolong ambilkan tepung?” Ucap suster itu “dimana?” Tanyaku bingung masih terdiam di tempatku berdiri

“Di sebelah talenan” Mati kau!!! Talenan itu apa? Bagaimana bentuknya? Aku menengok kekanan dan kekiri namun aku tak menemukan barang yang bisa kusimpulkan sebagai talenan, Apa talenan itu sesuatu yang terbuat dari almunium itu?

 

Kuhampiri almunium yang biasanya digunakan bibi untuk merebus air mungkin itu namanya talenan. “disebelah sini?” Tanyaku ragu ragu “bukan… sebelahnya lagi…iya..nah..itu” Instruksinya, kuambil toples berisi tepung yang tersembunyi disebelah plastik yang biasanya bibi gunakan untuk alas memotong.

 

“Kau tak pernah memasak?” Tanya suster itu mengambil tepung lalu mengukur tepung ke gelas dan menuangkan semuanya ke dalam baskom. Hanya dehaman yang kukeluarkan menjawab pertanyaan itu, takut mengganggu acara memasaknya.

 

Dia sibuk memasukkan bahan bahan pancake dan aku hanya memandangi bingung. Memperhatikan betapa cekatannya tangan itu mengolah bahan bahan yang berbeda menjadi satu. Bahkan senyumannya tak pernah luntur saat mengaduk semua bahan itu, matanya tampak berbinar memandang kosong adonan. Sekarang wajahnya tampak berkilau bagaikan malaikat…

 

Jari jarinya bekerja sama menuangkan adonan itu ke tempat penggorengan dan dengan segera mengangkatnya, meletakkan pada piring yang tersedia hanya memerlukan waktu 30 menit, pancake 3 piring yang masing masing berisi 8, sudah selesai.

“Selesai” Gumamnya meletakkan ketiga piring itu ke meja makan “Bisa kau panggil mereka semua?” Tawarnya yang kuturuti.

 

“Waktunya makan” teriakku tanpa mau mendekati mereka dan untungnya suaraku sangat keras hingga mereka berebutan untuk menjadi nomor satu yang duduk di depan meja makan. Mataku mengawasi semangat serta senyum mereka yang sangat jelas terlihat membuatku ikut tersenyum.

“Kajja nenek sihir” Bisik seseorang menyeretku masuk. Tanpa perlu melihat wajahnya pun aku tahu jika punggung itu milik Kim Yesung si kepala besar. “Ish” Geramku mengikutinya dari belakang.

 

@Ruang Makan

 

Kuambil sebagian pancakeku lalu memasukkan dalam mulut, perlahan mengunyahnya. Dan rasa manis langsung kurasakan tidak terlalu berlebihan hanya sebatas manis. Saat kudongakkan wajahku, kulihat senyuman yang menarik perhatian sarapanku. Menawan dengan kedua mata sipitnya dan Pipinya terlihat sangat cubby saat tersenyum. Oh ayolah…kenapa aku terpesona pada senyuman murahan seperti itu?

 

“Lihat eonni terus saja memperhatikan Yesung oppa…matanya mengerikan pantas saja disebut nenek sihir” Bisik seorang anak perempuan yang dapat kudengar, terpaksa kusunggingkan senyum kaku pada anak itu. Dasar anak penggosip!

“Nuna….” Kutolehkan wajahku menghadap anak lelaki yang memanggilku “Tidakkah mereka gila? Nuna itu terkenal cantik di kalangan anak laki laki lho. Bahkan aku lebih menyukai nuna dari pada Yesung oppa” Jelasnya yang menumbuhkan ribuan bunga dihatiku, anak ini pandai sekali menghibur, ihhh… aku gemas. Kucubit kedua pipinya gemas.

“dasar” Cibir Yesung yang kudengar tapi biarlah aku malas berdebat dengan Tuan kepala besar itu.

 

Setelah selesai makan, kami segera pamit karena Yesung akan membantu ibunya di Mouse & Rabbit miliknya. Sepertinya aku tak asing mendengar nama kafe itu…eum…. Di dalam mobilnyapun aku malas berbicara dengannya, kami sama sama terdiam, mungkin ia tahu bahwa aku merasa tak nyaman jika bersama dengannya. I-phoneku berbunyi nyaring di tengah tengah kesunyian kami

 

Yeoboseo” ucapku sedikit berbisik, aku paling tidak suka seseorang mendengarkan percakapanku di telephone

Yeoboseo…Yeonra-ya… kau ada dimana? Mau ku ajak keliling? Ayolah..jangan berdiam di bawah selimutmu saja…kau mau nde…kutunggu di Kafe kesukaanmu” Orang ini tanpa mendengar jawabanku langsung menutup sambungan telephonenya, percaya diri sekali dirinya… tapi biarkan mungkin saja aku dibelikan baju rancangan Valentino. Senyumku selalu muncul saat membayangkan rancangan terbaru valentino.

“Kau gila” Kata itu sudah menusuk hatiku, menghancurkan senyum manisku, dasar orang ini!!! Kupelototkan mataku menatapnya kejam. Dia malah tersenyum melihat jalanan tanpa mau menghadapku. Dasar tak puya sopan santun!! “Turunkan aku disini” Perintahku malas berlama lama dengannya

“Kau Yakin?” Dehamanku menjawab ketidak percayaannya. “Baiklah” Gumamnya menghentikan laju mobil. Aku segera turun dan dia langsung menjalankan mobilnya pergi “Dasar orang GILA” teriakku yang mendapat tatapan misterius dari semua orang. Ish..ini semua gara gara Yesung!!!

 

“Taxi…” Aku memberhentikan taxi dan langsung berhenti, menyuruh supir taxi itu secepat kilat menuju kafe favoritku. Kupasang headset  yang selalu kubawa mengusir rasa bosan. Huh…Kenapa lagu ini sangat terkenal? Apa sebagus itu? Sampai sampai jadi TTWW di twitter. Kudownload sebuah lagu yang membuatku penasaran lalu memutarnya, judulnya Gray Paper – Kim Jong Woon SJ

 

mianhaeseo haneun mariya niga ulgo isseo haneun mariya

sumi makhyeo samkideut han mariya meongcheonghan gaseumi seodureuneun mal

hatiku bergetar sakit mendengar suara penyanyi ini

chamgo chamabogo mageuryeo haedo du soneuro nae ibeul magabwado

nae maeumeul sseonaeryeogandeutan hanmadi saranghae……

 

Suara serak basahnya meluluh lantakkan perasaanku


cheoncheonhi georeogalkke hanbal dubal naege iksukhan ne balgeoreum hanbal dubal

jogeumssik meoreojyeogada sarajyeoganda jeobeok jeobeok

 

Jujur aku tak bisa mengada ada… air mataku sudah mengalir..entahlah aku merasa air mataku harus mengalir begitu saja


jiwojideut ichyeojilkkabwa boiji annneundeut sarajilkkabwa

ilchoedo sumanbeoneun doenaeineun mal meolligajima


cheoncheonhi georeogalkke hanbal dubal naege iksukhan ne balgeoreum hanbal dubal

jogeumssik meoreojyeogada sarajyeoganda jeobeok jeobeok


ige majimagirago hanbeon dubeon jikiji mot hal yaksokdeuldo hanbeon dubeon

dachyeoya haneungeon ireon narago jebal jebal

 

ige majimagirago hanbeon dubeon jikiji mot hal yaksokdeul hanbeon dubeon

 

jogeumssik meoreojyeo sarajyeoganda jeobeokjeobeok dachyeoya haneungeon ireon narago jebal jebal

 

“Nona sudah sampai” Suara supir taxi itu mengalun setelah lagu ini selesai. “ohh..ne…” Kuhapus air mataku lalu memberikan beberapa lembar uang kepadanya dan turun.

“Nona…sudah ditunggu” Ucap kepala pelayan membukakan pintu kafe dan mengikutiku dari belakang. Suara penyanyi itu masih melekat di pikiranku. sangat sendu . bahkan menghembuskan nafas saja aku tak bisa dengan lepas, kenapa ini? Apa lagu itu mempunyai pengaruh besar untukku? Mengingat suaranya yang jernih ahhh aku bisa gila karena lagu itu.

 

“Aku sudah lama menunggu” Kata kata lantang yang kuhafal pemilik suara itu. Siapa lagi kalau bukan Choi Siwon… sebenarnya aku merasa aneh dengan orang ini padahal dia pemilik perusahaan yang sangat besar bahkan melebihi perusahaan appa tapi kenapa dia mengejar ngejar aku, dan satu lagi aku tahu bahwa dia salah satu member SJ dari Hyun Rin walaupun aku tak tahu SJ itu apa.

 

“lalu? Kita mau apa?” Tanyaku malas menopang kepalaku menatapnya. Matanya berbinar menatapku, senyuman manisnya dimunculkan. Jika wanita lain melihat ini pasti mereka akan tergila gila kecuali aku. Memang lesung pipi itu sangat menarik tapi entahlah hatiku merasa tidak tertarik kepadanya.

 

“eumm…kita tak mungkin berpergian di tempat umum, jadi kita ke bar yang sudah kupesan seharian. Kau mau?” Tawarannya sangat menarik, mungkin aku bisa menyanyi sepuasnya di bar itu ditambah aku bisa meminum wine sepuasnya. “Tentu… tapi winenya enak?” Tanyaku masih agak tak percaya

“Tentu..Kajja” Dia mengulurkan tangannya kehadapanku, masih ragu ragu aku menerima uluran tangan itu. Dan akhirnya tangan kami bertautan, kembali ia pamerkan senyum lesung pipi itu. Dia mengenakan kacamata hitam serta syal tebal menutupi sebagian wajahnya. seperti Yesung saja. Kenapa aku malah mengingat lelaki jahat itu? Ish… Otakku sepertinya terinfeksi firus.

 

Lamborghini Murcielago LP640 menerobos jalanan Seoul menuju tempat yang ada di pikiran Siwon. Memang sangat nyaman duduk di mobil ini sampai membuatku ingin tertidur. “Kita sampai” Ucapnya melepas sabuk pengaman. Hah…baru saja ingin tidur eeh sudah sampai tempat tujuan… aku lelah sekali hari ini… “Lebih baik kau mengantarku pulang” Gumamku menghentikan Siwon yang hendak membuka pintu untukku

 

Matanya membulat menatapku khawatir “Ada apa?” punggung tangannya ia tempelkan di dahiku, sangat dingin…. “Kau demam” Gumamnya melepas jaket bulu yang ia pakai lalu menyelimutiku dengan itu. Aneh… tadi aku tidak apa apa tapi sekarang kenapa aku demam?

“Biar kuantar pulang” Siwon berlari masuk mobil lagi dan mengantarku pulang.

 

YEONRA POV END

~~~

AUTHOR POV

 

“Lama menunggu?” Yesung dengan penyamaran lengkap menghampiri seseorang disebuah tempat karoke yang tertutup “Aniya..” Jawab seorang wanita yang menyuruh Yesung duduk di sebelahnya

“Aku akan segera menikah” Ucap Yesung gugup. Menyandarkan kepalanya di bahu sang wanita dengan tatapan lesu dan malas. Tak ada jawaban sama sekali dari sang wanita, hanya terdiam dan menghembuskan nafas berusaha menenangkan diri, tapi tak bisa hatinya terlanjur sakit, dan air mata mengalir

 

“Tenanglah….aku yakin dia tidak suka padaku begitu juga sebaliknya” Suara Yesung terdengar lemah namun berusaha menghibur. Si Wanita tetap saja terdiam membeku, masih tak mau berbicara. Menikmati kesedihannya sendiri dalam diam.

 

Yesung yang tak sabaran langsung berjongkok didepan wanita itu, menggenggam tangannya erat erat dan menatap mata wanita itu penuh keyakinan “Percayalah padaku…Aku yang akan mengurus semuanya” Mantap Yesung.

 

TBC 😛

 

COMMENT TETAP DITUNGGU, KARENA PASTI ADA KESALAHAN DI FF INI

2 thoughts on “[SERIES] Times Can Answer / Part 2

  1. ani

    nexxtttttttttttttttt
    penasran selanjutnya apakah nanti rumah tangga yesung
    akan berjalan dengan baik
    atau sebaliknay

    Balas

Tinggalkan komentar